Assalamu'alaikum..

Assalamu'alaikum..

PESAWAT DEFIBRILLATOR

1. PENDAHULUAN
          Pesawat defibrillator adalah suatu pesawat yang digunakan untuk membantu para medis dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelainan pada jantung (cardioarrytmia). Pada pasien yang mengalami kegagalan jantung seperti ini disebut fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien akan bertambah parah dalam beberapa menit apabila keadaan ini tidak diperbaiki, untuk mengembalikan denyutan jantung agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka digunakan alat yang disebut defibrillator. Dengan memberikan ransangan arus listrik pada sel-sel ventrikuler jantung sehingga semua sel akan diharapkan melewati masa krisis secara bersamaan dan diharapkan jantung akan mulai berdenyut secara teratur.
2. BLOK DIAGRAM PESAWAT DEFIBRILATOR
Keterangan :
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa suplay tegangan yang mencatu rangkaian dari batery charge yang discharge oleh rangkaian charge yang khusus dibuat untuk pesawat ini. Setelah itu terdapat saklar charge untuk mengisi kapasitor. Tombol charge ini sebenarnya merupakan penghubung suplay tegangan dari battery ke rangkaian oscilator yang menghasilakan pulsa sinusoidal pengganti signal ac yang mensuplay transformator. Untuk membangkitkan signal tegangan tinggi, setelah out put dari transformator tegangan tersebut dimasukkan kerangkaian voltage multiplier dengan system cascade. Kemudian out put tegangan tinggi ini diisikan kekapasitor. Besar dosis yang diinginkan dapat dilihat pada meter patunjuk. Selama besar muatan belum tercapai saklar charge dapat terus ditekan.Sistem penembakan atau pembuangan muatan ke pasien dilakukan dengan menekan saklar pb yang mengaktifkan relay sehingga muatan akan tersalur melalui paddle elektroda. Apabila pengisian telah normal penembakkan tidak jadi dilakukan maka muatan dari kapasitor dibuang melalui R, dengan menekan tombol discharge sampai meter menunjukkan Nol.
3. PENGOPERASIAN PESAWAT DEFIBRILATOR
a. Persiapan اول
1.      Hubungkan battery charger ke jala-jala listrik kemudian hidupkan,
2.      Letakkan pesawat diatas charger.
3.      Biarkan sampai lampu indivator dari charger defribllator menunjukkan   bahwa battery pesawat defibrillator telah terisi penuh.
b.  Kalibrasi
  1. 1.   Setelah battery pesawat telah diisi muatan lakukan pengecekan  dengan melakukan pengisian muatan capasitor pada muatan tertentu, 
  2.     Tembakkan pesawat defibrilliator ke pesawat chargernya, 
  3.   Apabila lampu indicator pembuangan menyala maka pesawat defibrillator masih dapat bekerja, 
  4.    Untuk lebih mengetahui lebih presisi besar muatan defibrillator maka dapat menggunakan defianalyzer dengan penunjukkan meter.
c.  Pengoperasian
1)      Hidupkan pesawat defibrillator dengan menekan tombol on / off.
2)     Tekan tombol charger untuk pengisian muatan defibrillator.
3)   Perhatikan meter penunjuk, sesuaikan dengan jumlah muatan yang    diinginkan.
4) Setelah itu, permukaan elektroda diberi gel untuk mengurangi hambatan dari tubuh pasien.
5)  Letakkan elektroda rapat ketubuh pasien jangan ada jarak walaupun tipis antara elektroda dengan tubuh pasien, karena ini akan menyebabkan muatan tidak seratus persen sampai ketubuh pasien dan selesaikan tembakan.
4.  PEMELIHARAAN PESAWAT DEFIBRILATOR
a. langkah –langkah pemeliharaan pesawat defibrillator
Membersihkan pesawat dari debu dan kotoran, disimpan ditempat yang kering, pada saat selesai digunakan isi kembali battery pada pesawat, agar battery pesawat tidak rusak, habis digunakan diharapkan paddle dalam keadaan bersih dari bekas gel yang telah digunakan, melakukan pengecekkan battery setiap setahun sekali, apakah masih layak digunakan atau tidak, lakukan pembersihan relay (contact relay) setiap enam bulan sekali.
5. KESIMPULAN
        Defibrillator adalah alat yang digunakan oleh paramedis dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelaianan jantung (cardioarrhythymia), Pada pengisian muatan capacitor tergantung dari besar tegangan yang mengisi pada pengisian muatan capacitor selain juga tergantung pada waktu pengisian. Namun pada defibrillator karena tegangan yang dihasilkan konstan, jadi besar muatan tergantung pada waktu pengisian, Untuk mengkalibrasi yang presisi sebaiknya digunakan defianalyzer yang berguna untuk mengetahui akan meter muatan defibrillator dengan penunjukkan meter.

PEMELIHARAAN  DEFIBRILATOR 

No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
...................
            1
1 -  4
Tanggal Terbit
Ditetapkan
Direktur Utama,

PROSEDUR TETAP         
 
....................

        ............................................

NIP. 195212261979031003
Pengertian
:
Prosedur pemeliharaan preventif  Defibrilator monitor dilakukan oleh teknisi dan user
Tujuan
:

Untuk menjaga supaya alat selalu siap pakai, akurat, aman dan untuk memperpanjang umur alat.
Kebijakan
:
Pelayanan pemeliharaan preventif Defibrilator monitor wajib dilakukan untuk menjaga alat selalu siap pakai, akurat, aman  dan memperpanjang umur alat.
Prosedur
:

I.Peralatan yang digunakan
1.      Ground resistance omhmeter
2.     Leakage current meter atau safety Analyzer
3.     ECG simulator
4.     Defibrilator Analyzer
5.     Spo2 simumulator (option).
6.     Buku service manual dan operating manual
II. Pemeliharaan Harian : Oleh user
Membersihkan bagian luar alat dari debu dan kotoran lainnya.
Menyimpan alat pada ruangan tidak berdebu dan tidak lembab bila alat tidak digunakan.
Merapikan kabel  power, dan semua Accessories
III. Inpeksi Kualitatif (periode 3 bulan)
1. Chassis/Housing
Cek kondisi keberihan chassis/housing dan bersihkan bila kotor, kemudian cek apakah ada mur dan baut yang kendor.
2. Dudukan patien monitot/mounted
Jika patien monitor dipasang pada stand atau chart,periksa kondisi keimbangannya, sehingga pada saat alat di dorong tidak jatuh,serta periksa baut dudukan atau  pengikatnya
3. Roda dan Brakes
Cek kondisi fisik roda,pergerakan roda lancar dan mudah di kendalikan. Cek kondisi brake/rem berfungsi baik. Diameter roda/caster sesuai menurut rekomendasi ECRI 5 nchi (12,5 Cm).
4.  AC Plug
Periksa  kondisi AC Power plug  yakinkan bahwa  bahwa AC plug terpasang dengan baik pada power cord/kabel power.
5. Line Cord/Kabel Power line
Cek kondisi kabel power apakah ada tanda-tanda kerusakan (cacat),
6. Circuit breaker/Fuse
Bila Mobile x ray unit menggunakan external cicuit  breaker dan fuse cek bahwa nilainya dan  sesuai dengan yang tertulis pada chasis alat (name plate).
7. System pengkabelan dan konektor.
Cek system pengkabelan seperti patien cable, Cek konektor kabel , kontak-kontak pins harus kecang, dan  bersih. Untuk konektor yang menggunakan kunci periksa bahwa tidak ada pin yang hilang/kontaknya tidak baik pada saat dikunci.
8. Filter udara.
Cek kondisi filter udara, bersihkan dan ganti bila perlu.
9. Kontrol dan switch
Cek kondisi fisik semua kontrol/tombol,dan fungsi semua kontrol/tombol.
10. Indikator/Display
Cek semua kondisi lampu indikator,indikator meter, dan visual  displays pada patien monitor. Yakinkan semua digital display berfungsi dengan baik, cek baseline harus selalu pada posisi yang tepat (horisontal).Semua bagian dari gelombang ECG dari ECG simulator harus terlihat jelas dan bersih, termasuk P Wave dan QRS. Cek bahwa cahaya ruangan tidak mempengaruhi visibility  gambar/trace pada  patien monitor.
11. Square Wave Pulse Respon
Dengan ECG simulator cek Tampilan 1 mV square wave  tampilan pada display harus benar-benar square, jika tidak alat patient monitor perlu dilakukan adjusment
12. Recorder
Jika pasien monitor memiliki recorder, cek bahwa recorder bekerja lancar dan smooth,dan kertas perekam tidak bergeser kesamping (bergerak lurus), dan hasilnya (trace nya) baik terlihat jelas (dark) dan kecil pada semua pilihan kecepatan kertas (paper speeds). Lakukan pengecekan squre wave pulse respon
13. Alarm/sinyal audio
Cek semua kondisi audible dan visual alarm. Untuk audible alarm/sinyal cek volumenya dan visual alarm harus terlihat jelas.
14. Labeling dan Accessories
Cek label sertifikat,label perhatian (warning labels,kartu intruksi dll,masih terpasang dan dalam kondisi baik.
Cek kondisi accessories (kelengkapan) seperti Elektrode, Spo2 sensor, External Padle, Internal Padle
15. Battery/charger
Cek pada buku srvice manual,life time batttery termasuk battery untuk clocks dan memory.
Jalankan patien monitor dengan mengunakan Battery beberapa menit yakinkan bahwa battery tidak drop. Chek kondisi battery charger dan cek bahwa battery indikator berfungsi baik.
IV. Inpeksi Kuantitatif (Periode 6 bulan)
1. Ground Resistance
Menggunakan Ohmmeter, electrical safety analyzer atau digital multimeter yang memiliki resolusi tinggi. Ukur tahanan antara comon ground dengan bagian logam/penghantar pada patien monitor. Nilai maksimum grounding resistance  yang di ijinkan 0,5 ohm.
2. Arus bocor pada body (Chassis leakage current) Dengan menggunakan electrical safety analyzer ukur Chassis leakkage current  pada kondisi patien monitor hidup dan mati. Nilai  maksimum chassis leakage current yang diperbolehkan 300 mikroAmpere.
3.Lead to Ground Leakage Current (Isolated Leads)
Dengan menggunakan Electrical safety analyzer ukur arus bocor dari patient lead ke ground. Arus bocor maksimum yang diperbolehkan 10 µA dengan Ground terpasang dan 50 µA dengan ground open.
4. Interlead leakage Current (Isolated lead)
Dengan menggunakan Electrical safety analyzer ukur arus bocor ukur arus bocor antara leads dengan multiple patient leads (ukur antara masing-masing leads kecuali ground) Arus bocor maksimum yang diperbolehkan 10 µA dengan Ground terpasang dan 50 µA dengan ground open.
5. Lead Input Isolation  
Dengan menggunakan Electrical safety analyzer ukur arus lead input isolation. Pada pengukuran ini hati-hati sebab Electrical Safety Analyzer mengeluarkan tegangan diatas 220 V AC. Arus tidak boleh lebih dari 50 µA.
6. Rate/BPM dan BPM Alarm
Dengan menggunakan ECG simulator atur ECG simulator pada 60 dan 120 BPM. Cek bahwa QRS display dan suara berfungsi dengan baik. Toleransi yang di perbolehkan ± 5 % atau ± 5 BPM.
Untuk mengecek alarm rate setting alarm pada low dan high alarm ( 40 dan 120 BPM), Lakukan variasi pemilihan BPM pada ECG simulator, ketika  BPM pada posisi diatas atau dibawah setting Alarm, Alarm harus berbunyi. 
7. QRS Senstivity
Jika Patien monitor memiliki indikator beeper atau heart rate meter uji bahwa QRS Detektor berfungsi dengan baik, dengan cara pakai ECG simulator set BPM ECG simulator pada 60 BPM atur amplitudu/gain ECGsimulator 0,5 sampai 5 mV, Patien monitor harus mampu mendeteksi  semua beats dan tidak boleh double count.
8.Gain
Beri signal square dari ECG Simulator pada 2 mV atur gain pada patient monitor pada 10 mV/mm (x 1) dan ukur amplitudu display dengan penggaris transparans, untuk 2 mV signal menghasilakan 20 mm deplection ( x 1), dan 40 mm untuk gain (x2). Toleransi ± 10 %. mendeteksi  semua beats dan tidak boleh double count.
9.Paper speed
Untuk patient monitor yang dilenkapi degan recorder lakukan pengecekan paper speed sbb : Gunakan ECG simulator set BPM pada 60 BPM, atur kecepatan kertas pada 25 mm/sec, pilih lead ECG patient monitor pada Lead II, jalankan alat, ukur jarak antara gelombang QRS, dengan Digital kaliper/mistar transparan adalah 25 mm ± 2 %, ubah kecepatan kertas pada 50 mm/sec, jalankan  alat ukur jarak antara gelombang QRS hasilnya 50 mm.
11. Alarm Delay
Untuk pengecekan ini pertama set high rate alarm pada 100 bpm dan set ECG simulator pada 60 BPM, rubah dengan cepat rate pada ECG simulator ke 120 bpm dan gunakan stopwatch untuk mengukur sampai alarm berbunyi kemudian catat waktunya.
Cek pada  low rate alarm, set alarm  pada 40 bpm, ubah rate pada 60 dan 30 bpm, catat waktu alarm berbunyi setiap perubahan rate pada bpm. Pada umumnya alarm delay tidak boleh lebih dari 10 second.
12.Spo2/Pulse oximeter
Cek semua indikator dan visual display pada oximeter. Conek sensor Spo2 ke finger atau  earlobe kemudian cek nilai Spo2 dan rate pada display. Range nilai Spo2 orang dewasa sehat 95 % sampai 100 %. Display pulse rate dapat di bandingkan dengan metode palpatory (palpase). Perbedaan nilai pulse rate pada display dengan palpatory ± 10 %. 
Bila dilengkapi dengan Plethysmogram Waveform cek bahwa plethysmogram waveform bersih tidak ada noise bila perlu compare dengan buku operating manualnya.
13. Syncronize Defibrilator
Dengan menggunakan ECG simulator dan Defibrilator Analizer test mode Syncronize.
14. AED (Automatic Energy Delivery)
Pilih mode AED pada defibrilator dengan menggunakan ECG simulator dan Defibrilator analizer test mode AED.
15. Test Energy
Pilih mode manual pada defibrilator pilih energy mulai dari energy terendah sampai tertinggi jalankan alat ukur keluarannya dengan defibrilator Analyzer toleransi maksimum yang di perbolehkan ± 10 % catat hasinya pada lembar IK
V. Pemeliharaan Preventif (periode 3 bulan)
1. Membersihkan Alat.
Berihkan bagian dalam dan luar dari Patien Monitor.
3. Kalibrasi/Adjusment
Adjusment bertujuan untuk kondisi alat selalu dalam kondisi sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat. Jangka waktu kalibrasi harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat atau berdasarkan hasil kualitatif maupun kuantitatif
4. Penggantian komponen
Ganti komponen jika diperlukan atau komponen/sparpart yang mempunyai umur sesuai rekomendasi pabrik
Unit terkait
:
ICU,ICCU,PICU,NICU,IBS,IRD

2 komentar:

  1. Untuk gambar blog diagramnya punya g mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. gambarnya kemarin saya share tp gagal trus jd an gak tampilin .'
      _ maa'f

      Hapus